Rabu, 19 Juni 2013

TUGAS PUISI

Semangat Hati

Bila mentari tak sehangat biasanya
Bukanlah berarti hari ini telah berakhir
Tetaplah berjalan dan genggam dunia
Buktikanlah kalau kita bocah yang takkan terjatuh oleh keadaan

Mungkin dunia tak selalu indah
Tapi cobalah jadikan indah dengan senyuman
Walau hanya sedikit senyuman penglipur lara
Jadikanlah kekuatan tuk hadapi getirnya rasa

Tapakilah langkah demi langkah
Meski hanyalah langkah lemah dan gontai
Karena hidup takkan berputar
Bila kita berdiam dan selalu menangisinya

Inilah hidup yang sesungguhnya
Dia yang lemah akan tergilas roda kehidupan
Menusuk dan menyayat,
bila kita pecundang yang hanya bisa meratap

Jumat, 14 Juni 2013

Analisis novel " Laskar Pelangi "



TUGAS ANALISIS NOVEL
laskar-pelangi.jpg 

“ Laskar Pelangi “




 




Nama              : Mochamad Atok Illah
N.I.M              : 11.53.0070
Fakultas         : FKIP ( Bahasa Indonesia )
Dosen              : Hj. Sutriyati, S.Pd
1. Identitas Novel

Judul Novel             : Laskar Pelangi
Penulis                     : Andrea Hirata Seman Said Harun
Penerbit                   : Bentang Pustaka
Kota Terbit              : Yogyakarta
Tahun Terbit            : 2007
Tebal halaman         : 533 halaman

 
2. Isi Novel           :

1).unsur interistik
A. Tema
Persahabatan sepuluh anak yaitu Ikal, Mahar, Lintang, Harun, Syahdan, Akiong, Trapani, Borek, Kucai, dan satu-satunya wanita di kelas mereka Sahara. Mereka ingin bersekolah di sekolah Muhammadiyah.
B. Alur
Jenis Alur
  • Beralur gabungan, alur maju terjadi pada saat Ikal ingi bersekolah di seolah Muhammdiyah dan alur mundur terjadi pada saat Ikal menceritakan masa kecilnya kepada Sahara.

Bagian-bagian Alur
  1. Pengenalan dalam novel ini pada saat dimulainya tokoh utama ingin bersekolah di Muhammadiyah.
Contoh kalimat :   “Mereka adalah seorang bapak tua sabar, Bapak K.A Efendy dan seorang wanita berjilbab Bu Mus namanya”.
  • Pengenalan kedua dalam novel ini terjadi pada saat bertemu dengan teman sekelas di sekolah Muhammdiyah.
Contoh kalimat : “Oh, ini yang namanya Lintang, namanya yang sedikit aneh”, Borek tertawa terbahak-bahak.
  1. Konflik dalam novel ini dimulai saat sekolah yang menjadi dambaan anak-anak Laskar Pelangi akan digusur karena tidak memenuhi syarat yaitu harus memiliki siswa minimal 10 orang.
Contoh kalimat : “jika sampai jam 11 kita tak mendapatkan 1 siswa lagi tamatlah riwayat kita pak “.
  • Konflik kedua dalam novel ini terjadi pada saat tokoh utama tidak dapat bersekolah lagi di sekolah Muhammdiyah.
Contoh kalimat : belitong kembali dilanda ironi yang besar karena seorang anak jenius harus keluar sekolah karena alasan biaya dan nafkah keluarga.
  1. Klimaks dalam novel ini terjadi pada saat anak-anak laskar pelangi harus melawan sekolah PN yang sudah jauh lebih maju.
Contoh kalimat : “jika kalian ingin sekolah ini tidak digusur, menagkanlah perlombaan itu dan bawalah piala ke desa rawa rontek ini”.
  • Klimaks kedua terjadi pada saat sekolah Muhammdiyah yang menjadi dambaan di tutup.
Contoh kalimat : Muhammdiyah akhirnya ditutup karena sudah tidak bisa membiayai dirinya sendiri.
  1. Anti Klimaks dalam novel ini terjadi pada saat mereka memenangkan perlombaan tersebut walaupun dengan usaha yang begitu sulit.
Contoh kalimat : “ayo terus menari har, hiraukan mereka”.
  • Anti Klimaks kedua dalam novel ini terjadi pada saat warga desa menggalang dana untuk pembukaan kembali sekolah Muhammdiyah.
Contoh kalimat : “Pak Efendy jangan khawatir kami siap membantu sekolah Muhammdiyah dengan cara apapun”.
  1. Peleraian dalam novel ini terjadi pada saat mereka bias terus bersekolah karena dapat memenangkan perlombaan seni itu.
Contoh kalimat : “Horeee… kan sudah aku bilang , ini panggilan kemenangan kita”.
  • Peleraian kedua dalam novel ini terjadi pada saat anak laskar pelangi yang telah bekerja membantui menggalang dana juga.
Contoh kalimat : anak laskar pelangi yang sudah bekerja menggalangkan dana untuk membantu membuka kembali sekolah muhammiyah dan memperbaikinya.
  1. Penyelesaian dalam novel ini terjadi pada saat mereka bersekolah dengan sungguh-sungguh dan mendapatkan hasil yang mereka harapkan.
Contoh kalimat : “alhamdullilah, Ikal dan Lintang sudah mendapatkan pekejaan yang layak terima kasih Bu Mus”, Ucap Ayah Lintang dengan tersenyum.
C. Penokohan
Tokoh
  • Aku sebagai Ikal
  • Ayahku/ayah Ikal
  • Pak K.A Harpan Noor
  • Ibu N.A Muslimah Hasfari
  • Lintang
  • Trapani
  • Kucai
  • Sahara
  • Akiong
  • Harun
  • Borek
Penggambaran Tokoh
  1. Secara Langsung
  • “Memang bersemangat sekali ya pak?” tegur Bu Mus  kepada Pak Noor”.
  • Lintang sungguh rajin ya buk, mudah-mudahan ia dapat menjadi pernerus kita nantinya.
  • Bapak K.A Harfan itu benar-benar sabar menghadapi siswanya.
  1. Secara tidak langsung
Melalui Dialog
  • “Aku akan tetap bersekolah disini rek”, jawab Ikal dengan suara keras.                (Ikal berwatak berpendirian)
  • “Aku sudah pernah membaca buku itu bukan aku tidak suka”. Demikian komentar akiong encari penyakit. (Akiong berwatak Sombong)
  • “Diam dan simaklah panggilan kemenangan itu”. Sahara dan Ikal mendeng Lintang berkata seperti ini. (Lintang berwatak bersemangat)
  • “kalau dia bias berubah menjadi burung bayan, tak perlu kita susah-susah seperti ini”. Desah Kucai terengah-engah. (Kucai berwatak banyak bicara)
  • “Berbahaya ? kalau tak dicoba siapa yang tahu”. Tanya balik Borek.                   (Borek berwatak ingin tahu)
  • “Sudah 3 jam kita disini, lebih baik kita pergi saja”. Mahar menasihati Lintang. (Mahar berwatak mudah menyerah)
  • Trapani berbisik “besok pulang bersama lagi ya ?” (Trapani berwatak manja)
  • “Semua Pria brengsek ! egois !!!” katanya ketus. ( Sahara berwatak emosi)
Melalui Fisik
  • Bapak K.A Harfan Efendy Noor yang berwajah sabar sedang duduk disamping sekolah.
  • Seorang wanita berjilbab dan tinggi itu Nampak berkilau ditengah kerumunan orang.
  • Wanita berkalung sorban itu melirik kami dengan pandangan jijik.
Melalui Jalan Pikiran
  • “Bisa diakalin nih anak”. Borek sinis.
  • “Bagus dengan begini aku bisa menag dalam perlombaan itu”, pikir Akiong dalam hati.
Melalui Masalah
  • “Sudah menyerah ya ? semangat dong”, ujar lintang.
  • “Saya akan berusaha mencari  siswa lagi pak” Bu Mus bergegas.
Perwatakan
  • Protagonis : Ikal, Ayah, Pak Noor, Bu Mus, Lintang, Trapani, Kucai, Sahara, Harun.
  • Antagonis : Borek
  • Tritagonis : A kiong
D. Amanat
  • Janganlah menyerah, hiraukan orang yang mengganggumu, teruslah berjalan jika menurutmu itu benar.
  • Dari bersekolah dengan sungguh-sungguh cita-cita akan tercapai walaupun dengan usaha yang sulit.
E. Latar
Latar Tempat
  • Di sekolah
Contoh kalimat : “Borek lagi tidur tuh di kelas”. Sahut  Lintang.
  • Di bawah Pohon
Contoh kalimat : “Pohon ini begitu teduh rek, mudah-mudahan emosi kau bisa seperti ini”. Oceh Lintang.
  • Di gua
Contoh kalimat : “kalau begitu ayo kita turun kesana, walaupun gelap kita dapat menemukan glo di gua itu !”
  • Di rumah
Contoh kalimat : “lagi membersihkan halaman rumah”, sahut Lintang.
Latar Suasana
  • Menyenangkan
Contoh kalimat : “Horeee… kan sudah aku bilang, ini adalah panggilan kemenangan kita”.
  • Menegangkan
Contoh kalimat : “Kalau kita tak mendapatkan 1 siswa lagi sampai jam 11 siang ini tamatlah riwayat sekolah ini buk”.
  • Menyedihkan
Contoh kalimat : “Baru 9 orang  pamanda guru, sekolah ini akan digusur jika kita tak mendapatkan 1 siswa lagi”.
Latar Waktu
  • Siang hari
Contoh kalimat : “Kita tunggu aja sampai jam 11 siang mudah-mudahan ada 1 siswa lagi yang mendaftar”.
  • Pagi hari
Contoh kalimat : “Persis pada saat matahari terbit mereka bergegas pergi ke sekolah Muhammdiyah”.
F. Pusat Pengisahan
Orang pertama tunggal sebagai tokoh utama.
G. Gaya Bahasa
Majas Hiperbola
  • Kami menari seperti dirasuki roh Lucifer si raja hantu.
  • Namun tak lama kemudian antara tidur dan terjaga aku mendengar suara gemericik air seperti jutaan semut berdatangan.
Majas pras protato
  • “Saya belum melihat batang hidungnya”, Borek bertingkah.
Majas Satire
  • “Ampun! Soal mudah kayak gini, kau tak bisa mengerjakannya!”, Bu Mus menyindir.
  • Ibunda guru harus tahu anak-anak ini kelakuannya seperti setan.
Majas Enumarasio
  •  Laut tenang. Di atas permadani biru itu tanpak satu-satunya perahu nelayan meluncur perlahan-lahan. Angin berhempus sepoi-sepoi. Bulan bersinar dengan terangnya. Disana-sini bintang-bintang gemerlapan. Semuanya berpadu membentuk suatu lukisan yang haromonis, itulah keindahan sejati.
Majas Personifikasi
  • Buah dari pendidikan akhlak dan kecintaan intelektual.
Simploke
  • “Kau bilang aku ini egois, aku bilang terserah aku. Kau bilang aku ini judes, aku bilang terserah aku”. Borek sinis.
2.      Unsur Ekstrinsik
  • Keadaan ekonomi pengarang tergolong menengah ke atas karena dilihat dari segi cerita yang ada dalam novel. Disamping itu, gaya bahasa yang digunakan juga menunjukkan status sosialnya.
  • Budaya Pengarang merupakan seorang yang tekun bekerja. Pengarang menempatkan karirnya diposisi pertama tapi itu didukung oleh papa dan mamnya.
  • Sosial pengarang berpihak kepada orang-orang menengah kebawah termasuk orang miskin.